San Francisco (ANTARA) – Produsen mobil listrik terkemuka Amerika Serikat (AS) Tesla Inc., Rabu (23/7) melaporkan hasil keuangannya untuk kuartal kedua (Q2) 2025, dengan pendapatan total turun 12 persen secara tahunan (year on year/yoy) ke angka 22,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.298).
Perusahaan itu mencatatkan laba kotor sebesar 3,88 miliar dolar AS untuk kuartal tersebut, turun 15 persen dari periode yang sama tahun lalu, sementara laba bersih turun menjadi 33 sen per saham, dibandingkan dengan 40 sen per saham pada tahun sebelumnya.
Total pendapatan otomotif Tesla untuk Q2 mencapai 16,66 miliar dolar AS, turun 16 persen (yoy).
Tesla melaporkan produksi 396.835 unit Model 3 dan Model Y pada Q2, dengan pengiriman mencapai 373.728 unit. Perusahaan itu juga memproduksi 13.409 unit model lainnya dan melakukan pengiriman 10.394 unit.
Gigafactory Shanghai tetap menjadi pusat ekspor utama Tesla dan terus mendukung ekspansi pasar yang lebih luas.
“Kami terus mempersiapkan peluncuran full self-driving, FSD (Supervised), yang lebih luas di China tahun ini, menunggu persetujuan regulasi,” kata Tesla dalam laporan keuangannya.
Tesla mengakui bahwa perubahan tarif, serta dampak yang tidak jelas dari perubahan kebijakan fiskal dan sentimen politik, telah menyebabkan lingkungan makroekonomi yang terus-menerus tidak menentu. Perusahaan itu juga menegaskan akan terus melakukan investasi bernilai tinggi dalam pengeluaran modal serta penelitian dan pengembangan (litbang), sambil memastikan neraca keuangan yang kuat.
Kuartal ini merupakan titik penting dalam sejarah Tesla, permulaan transisi dari pemimpin industri kendaraan listrik dan energi terbarukan menjadi pemimpin dalam AI, robotika, dan layanan terkait, kata perusahaan itu.
Tesla meluncurkan layanan Robotaxi pertamanya di Austin, Texas, AS, pada Juni. Perusahaan itu juga berencana memulai produksi massal model baru yang lebih terjangkau pada paruh kedua 2025.
Sementara itu, pengembangan tipe Semi dan Cybercab terus berlanjut, dan keduanya dijadwalkan akan diproduksi massal pada 2026.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025