Berita

Kebakaran Wuling Air EV bisa jadi korsleting sistem kelistrikan

×

Kebakaran Wuling Air EV bisa jadi korsleting sistem kelistrikan

Sebarkan artikel ini


Jakarta (ANTARA) – Menanggapi insiden terbakarnya mobil listrik Wuling Air ev di Bandung baru-baru ini, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu mengungkap penyebab kebakaran bisa jadi bukan karena baterai kendaraan.

Dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin, Yannes mengatakan pemeriksaan mendalam diperlukan untuk menentukan penyebab kebakaran, namun jika dilihat secara kasat mata dari kondisi visual video kejadian, kebakaran kemungkinan besar dipicu oleh korsleting pada sistem kelistrikan di area depan mobil, bukan dari baterai.

“Analisis awal hanya bisa sebatas visual, karena investigasi teknis yang menyeluruh masih diperlukan. Namun, secara kasat mata terlihat bahwa kebakaran kemungkinan besar dimulai di kap depan, pasca tabrakan,” kata dia.

Baca juga: Air EV terbakar di Bandung, Wuling: Penyebab bukan baterai

Dari kabar yang beredar, mobil listrik kecil tersebut sempat menabrak sebelum terbakar. Yannes menilai, area kap depan pada mobil listrik biasanya menampung komponen power electronics seperti On-Board Charger (OBC), DC-DC converter, dan Power Distribution Unit (PDU).

Komponen-komponen ini berisiko mengalami korsleting, terutama saat terkena air hujan deras, seperti yang terjadi saat insiden.

“Hujan deras berpotensi memperburuk korsleting di area depan seperti komponen kelistrikan dan kontroler HV, kemudian menyebar ke kabin. Lalu, paparan air hujan bisa menjadi faktor yang memperbesar risiko korsleting pada komponen listrik yang terbuka akibat kerusakan dari tabrakan dan paparan air,” jelas Yannes.

Baca juga: BYD Seal terbakar di Jakarta Barat, diduga akibat baterai

Pengamatan awal Yannes senada dengan pernyataan resmi dari Wuling Motors, yang mengonfirmasi bahwa penyebab kebakaran tersebut bukanlah dari unit baterai Air EV tersebut.

“Komponen baterai tegangan tinggi yang terletak di bawah kabin mobil dan motor listrik yang berada di bagian belakang mobil ditemukan dalam kondisi yang utuh dan normal usai proses pemadaman selesai, oleh karenanya dapat dipastikan bila komponen tersebut tidak ada kaitannya dan juga bukan pemicu dari insiden ini,” ujar Aftersales Director Wuling Motors Maulana Hakim.

Meski begitu, Yannes tak menutup kemungkinan bahwa baterai tegangan tinggi tipe LFP bisa ikut terbakar di fase akhir kebakaran, bila suhu api mencapai titik kritis di atas 270°C.

Baca juga: Rumah di Makasar Jaktim terbakar diduga korsleting listrik mobil

Namun, ia menegaskan bahwa baterai bukanlah sumber api awal, karena posisinya yang berada di bawah kabin.

Jika dugaan korsleting di sistem kelistrikan 12V terbukti benar, maka menurutnya perlu ada audit terhadap desain wiring harness dan proteksi elektronik di bagian depan mobil listrik.

“Investigasi forensik teknik lanjutan tim independen diperlukan untuk memastikan apakah tabrakan memicu kerusakan pada sistem kelistrikan tegangan tinggi, baterai atau interaksi termal lainnya yang tidak teramati secara visual (dari video yang beredar),” imbuh Yannes.

Baca juga: KNKT: Mobil listrik lebih berisiko terbakar saat di atas kapal laut

Adapun insiden terbakarnya mobil listrik Wuling Air EV terjadi di kawasan Soekarno-Hatta, Bandung, pada Sabtu (5/7) malam. Berdasarkan unggahan video yang beredar, di tengah hujan yang mengguyur terlihat pemilik mobil listrik kecil tersebut kebingungan melihat asap yang mengepul di area kap depan mobilnya.

Insiden kebakaran ini sempat viral di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan mobil listrik. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Baca juga: BRIN ungkap pentingnya BMS cegah baterai EV terbakar saat isi daya

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

mahjong wins mengganti tombol menjadi lebih gacor menghasilkan banyak uang dari mahjong wins kak junot menang 86 juta