Jakarta (ANTARA) – Toyota Australia menyatakan bakal menyuntik mati Fortuner di negara tersebut karena memiliki penjualan yang cukup lambat dibandingkan dengan kendaraan lain milik Toyota.
“Fortuner telah menjadi produk hebat bagi kami selama bertahun-tahun, namun memiliki basis pelanggan yang relatif kecil,” kata Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Toyota Australia, Sean Hanley, dalam jumpa pers yang dikutip dari Car Expert, kamis.
Penghentian penjualan Fortuner di Australia ini juga disebabkan oleh preferensi pelanggan yang ada di Australia cenderung berubah. Sehingga, keputusan pahit tersebut harus diambil oleh pihak Toyota setempat.
Fortuner akan meninggalkan ruang pamer yang ada Australia pada pertengahan tahun 2026, tetapi Toyota Australia mengatakan konsumen di negara tersebut telah beralih ke kendaraan lain dalam jajarannya.
“Sebagian besar, mereka kembali beralih ke HiLux, atau beralih ke SUV lain seperti LandCruiser Prado atau Land Cruiser Seri 300,” jelas dia.
Baca juga: Penjualan EV lambat, Toyota tunda bangun pabrik baterai di Jepang
Capaian Fortuner sepanjang 2025 hanya mencapai angka 2.928 unit. Angka tersebut tertinggal jauh jika dibandingkan dengan rival dikelasnya seperti Ford Everest yang telah memiliki angka penjualan sebanyak 21.915 unit di periode yang sama.
Penjualan Fortuner di Australia, secara konsisten kalah dari Prado yang lebih mahal. Bahkan pada tahun 2024, ketika model tersebut sempat terhenti pasokannya karena peralihan ke generasi baru. Toyota hanya berhasil mengirimkan 3.042 unit Fortuner tahun lalu, sementara Prado dapat mencapai 9.802 unit.
“Setiap produk yang kami luncurkan ke pasar punya perannya masing-masing; Fortuner punya peran yang kami tahu tidak akan pernah menjadi produk Toyota terlaris,” ujarnya.
Baca juga: Toyota kucurkan investasi senilai Rp167,1 triliun di Amerika Serikat
Baca juga: Mobil-mobil terbaik yang mejeng di IIMS 2025
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025











